Sekarang ini marak sekali pemakaian kawat gigi, mulai dari yang bertujuan memperbaiki fungsi dan kosmetik/estetik, sampai yang hanya sekedar ikut trend saja.
Terlepas dari hal di ats, menurut Sy, ada baiknya Teman2 berhati-hati dengan promosi behel murah yang belum tentu bisa dipertanggunjawabkan kualitas & efek ke depannya. Tujuan utama pembahasan ini lebih menekankan pada dental education, bukan promosi pribadi atau sejawat, dan untuk mengimbangi promosi2 mengenai "pemasangan behel dengan biaya murah"
Sebelumnya, trims untuk teman2 yang sudah merespon positif terhadap thread ini, tidak nge"junk"dan tidak berpromosi di thread ini. Kalau seandainya ada teman2 yang ingin merespon teman lain yang minta rekomendasi dokter Sp. Ortho, silakan PM-PMan dan please do not abuse another user in this thread by using rude words or labeling,keep respect each other. If you want to abuse, just make your own thread.
Sedikit gambaran bagi Anda sebelum memutuskan untuk memakai kawat gigi cekat/fix orthodontic appliance:
Spoiler for Siapa yang paling berkompeten merawat ortho dengan behel/pesawat fix?:
Yang berkompeten dan memiliki lisensi untuk merawat dengan kawat gigi cekat/fix adalah dokter gigi spesialis orthodonti (Sp.Ort) dan/atau drg PPDGS ortho di RSGM di bawah pengawasan langsung drg Sp.Ort . Harap dibedakan antara dokter gigi umum (drg)+gelar master dengan drg spesialis. Spesialis berbeda dengan yang kuliah master. Spesialis bukan cuma teori/knowledge yg bermain, tapi juga skill. Dokter gigi umum non Sp.Ort tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk memasang behel, apalagi tukang gigi-tekniker dll. Tentu kita bisa membedakan dengan jelas, kompetensi drg umum yang hanya ikut kursus/pelatihan singkat dalam hitungan jam dibandingkan dengan kompetensi dokter gigi yang memang mendapatkan ilmu dan skillnya benar2 melalui pendidikan spesialis.
Spoiler for Tahapan2 yang akan dilalui pasien sebelum dipasang behel:
Tahapan bila datang ke dokter gigi Sp Ort:
(1) Pembuatan rekam medis
Mulai dari pencatatan identitas, riwayat medis, kebiasaan buruk, dan data2 lainnya. Dilanjutkan pemeriksaan objektif gigi geligi dan rongga mulut: ada lubang apa tidak? Ada impaksi apa tidak? Ada radang gusi atau tidak? Ada karang gigi atau tidak? Ada gejala penyakit sistemik atau tidak? dst.. Setelah data2 didapat, dokter dan pasien membicarakan tentang rencana perawatan. Kalau pasien setuju dirawat kemudian dilanjutkan pembuatan model kerja dan foto rongen.
(2) Pembuatan model kerja sebagai duplikat rongga mulut
Di model inilah dokter gigi menganalisa berapa ukuran gigi dibandingkan dengan ruangan yang tersedia.
Selain itu, perlu juga dibuat foto rontgen, panoramik dan cephalometri. Ada perhitungan yg harus diukur, sehingga bisa dilihat apakah ada faktor skeletal/pertumbuhan tulang yang berpengaruh, dari sini bisa diperkirakan prognosa perawatan dan perlu atau tidaknya retainer pasca perawatan.
Setelah analisa model dan foto rontgen selesai, pesawat juga selesai, baru dipasang ke mulut pasien. Biasanya pada masa awal penyesuaian, timbul sariawan di bibir.
Tahap prosedur standar ini, mulai dari anamnese, pembuatan rekam medik, pencatatan status gigi geligi, pembicaraan rencana perawatan dengan pasien, pencetakan-pengisisan model-menunggu gips model kering-pembuatan rontgen foto-analisa foto rontgen-analisa model-pembuatan desain pesawat-pemasangan, tidak bisa selesai dalam 1 jam pada kunjungan pertama. Satu lagi, prosedur standar pemakaian pemasangan pesawat pada tahap awal adalah pemasangan karet di gigi penjangkar untuk mendapat space tempat memasang cincin behelnya, jadi kawat gigi bukan cuma "ditempel" saja di permukaan gigi. Memang terkadang ada drg Sp.Ort tidak memasang separator/molar band/cincin di gg penjangkar dengan alasan insiden karies menjadi tinggi karena sering sisa makanan tidak terjangkau ketika menyikat gg, namun cara ini beresiko pergeseran gg penjangkar ke arah depan/pipi dan lepasnya kawat gigi
(1) Pembuatan rekam medis
Mulai dari pencatatan identitas, riwayat medis, kebiasaan buruk, dan data2 lainnya. Dilanjutkan pemeriksaan objektif gigi geligi dan rongga mulut: ada lubang apa tidak? Ada impaksi apa tidak? Ada radang gusi atau tidak? Ada karang gigi atau tidak? Ada gejala penyakit sistemik atau tidak? dst.. Setelah data2 didapat, dokter dan pasien membicarakan tentang rencana perawatan. Kalau pasien setuju dirawat kemudian dilanjutkan pembuatan model kerja dan foto rongen.
(2) Pembuatan model kerja sebagai duplikat rongga mulut
Di model inilah dokter gigi menganalisa berapa ukuran gigi dibandingkan dengan ruangan yang tersedia.
Selain itu, perlu juga dibuat foto rontgen, panoramik dan cephalometri. Ada perhitungan yg harus diukur, sehingga bisa dilihat apakah ada faktor skeletal/pertumbuhan tulang yang berpengaruh, dari sini bisa diperkirakan prognosa perawatan dan perlu atau tidaknya retainer pasca perawatan.
Setelah analisa model dan foto rontgen selesai, pesawat juga selesai, baru dipasang ke mulut pasien. Biasanya pada masa awal penyesuaian, timbul sariawan di bibir.
Tahap prosedur standar ini, mulai dari anamnese, pembuatan rekam medik, pencatatan status gigi geligi, pembicaraan rencana perawatan dengan pasien, pencetakan-pengisisan model-menunggu gips model kering-pembuatan rontgen foto-analisa foto rontgen-analisa model-pembuatan desain pesawat-pemasangan, tidak bisa selesai dalam 1 jam pada kunjungan pertama. Satu lagi, prosedur standar pemakaian pemasangan pesawat pada tahap awal adalah pemasangan karet di gigi penjangkar untuk mendapat space tempat memasang cincin behelnya, jadi kawat gigi bukan cuma "ditempel" saja di permukaan gigi. Memang terkadang ada drg Sp.Ort tidak memasang separator/molar band/cincin di gg penjangkar dengan alasan insiden karies menjadi tinggi karena sering sisa makanan tidak terjangkau ketika menyikat gg, namun cara ini beresiko pergeseran gg penjangkar ke arah depan/pipi dan lepasnya kawat gigi
Spoiler for lebih cepat selesai lebih baik?:
Perawatan secara orthodonti, lebih bagus yang kekuatannya optimal tapi konstan dan kontinu, daripada tekanan yang besar dengan perubahan yang cepat. Tekanan yang besar terhadap gigi, dapat menyebabkan kematian saraf gigi, gigi bisa mati/non vital-->tidak tersuplai nutrisi lagi, berubah warna, goyang, timbul kista di bawah akar, dll. jadi, yang instant2 juga tidak berlaku di sini.
Spoiler for Mengapa perlu kontrol?:
Kontrol biasanya terjadwal per 2 mgu, 3 mgu maksimal 4 mgu sekali. Tekanan yang diberikan pada gigi akan mulai berkurang setelah 2 mgu-->pesawat sudah mulai berkurang keaktifannya. Supaya efek tetap berjalan, perlu reaktivasi kawat supaya dicapai force yang sama seperti yang diharapkan semula untuk mendorong gigi. Selain itu, dengan adanya behel, pasien seringkali tidak maksimal dalam membersihkan giginya, melalui kontrol juga bisa diketahui, apakah sudah ada deposit karang gigi yang bisa mengarah pada peradangan gusi. Melalui kontrol juga dicek apakah ada perubahan2 patologis yg terjadi, apakah terbentuk dental carries yg baru, white spot, dll.
Spoiler for Biaya:
Mengenai biaya: relatif. Tergantung bahan yang dipakai, skill dan reputasi dokter gigi serta area praktik, sejauh mana apresiasi masy terhadap gigi dan mulut, baik dari segi kesehatan-fungsional sampai segi estetik/kosmetik.
Secara umum pesawat fix/behel lebih mahal karena dikerjakan oleh drg Sp. Ort (mulai dari 5/7 jt belum termasuk biaya kontrol); drg PPDGS ortho di RSGM di bawah pengawasan langsung drg Sp.Ort (mulai 3,5 jt an blm termasuk biaya kontrol). Kalau pesawat ortho lepasan boleh sama drg umum, biaya mulai dari 500 rb an belum termasuk biaya kontrol. Biaya kontrol berkisar mulai dari Rp 50.000 per kunjungan.
Secara umum pesawat fix/behel lebih mahal karena dikerjakan oleh drg Sp. Ort (mulai dari 5/7 jt belum termasuk biaya kontrol); drg PPDGS ortho di RSGM di bawah pengawasan langsung drg Sp.Ort (mulai 3,5 jt an blm termasuk biaya kontrol). Kalau pesawat ortho lepasan boleh sama drg umum, biaya mulai dari 500 rb an belum termasuk biaya kontrol. Biaya kontrol berkisar mulai dari Rp 50.000 per kunjungan.
Spoiler for Minta rekomendasi dong...?:
Berhubung banyak sekali yang minta rekomendasi dokter gigi / klinik kepada Saya via PM atau thread, untuk rekomendasi, mohon maaf sebelumnya, Saya tidak akan merujuk kepada praktik pribadi maupun sejawat, melainkan hanya merujuk kepada institusi yaitu RSGM, bisa di Universitas negeri maupun swasta, searching bisa dimulai dari sana, silakan pilih mana yang lebih dekat. Tapi Saya pribadi lebih menyarankan di RSGM universitas negeri, Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Orthodonsia.
Kalau ada teman2 lain yang mau memberi referensi klinik ortho/drg. Sp. Ort, boleh saja, tetapi Saya tidak bertanggungjawab untuk referensi tersebut.
Spoiler for info dari kaskuser yg pernah dirawat ortho di RSGM UI:
Quote:
FYI : di FKG UI - Salemba ada RSGM yang ada dokter Sp. Ort (tapi dokter ini adalah dokter dalam masa pendidikan),, disana bisa pasang kawat gigi kok (soalnya gw juga pasang disana),, klo untuk biaya menurut gw standar sih (Rp. 4jt pasang atas bawah, Rp. 500rb untuk biaya awal cetak gigi, rontgen, dan segala macem, trus Rp. 75rb untuk kontrol tiap bulan)..lebih lanjut di http://www.kaskus.us/showpost.php?p=...&postcount=540 |
Spoiler for testimony temen kaskus mengenai RSGM UNPAD:
Kalau ada teman2 lain yang mau memberi referensi klinik ortho/drg. Sp. Ort, boleh saja, tetapi Saya tidak bertanggungjawab untuk referensi tersebut.
Spoiler for invisalign dan damon system:
Harapan Saya, dengan adanya gambaran ini bisa membantu dan memandu teman2 kaskus sebagai pasien yang cerdas, peduli dan pandai memilah kualitas drg yang akan dipercaya untuk merawat giginya. Trims perhatiannya, semoga bermanfaat dan dapat dipahami.
Special thanks to my colleagues: Music_healing, Riaddenoe and Natsuki_kawai, for the contributions in maintaining this thread.
0 komentar:
Posting Komentar